BSIP Bengkulu Hadiri Rakor Optimalisasi Program PAT melalui Pompanisasi dan Optimasi Lahan Rawa
Senin, 29/07/2024, Bertempat di Auditorium Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Kepala BSIP Bengkulu (Dedy Irwandi) mengikuti Rapat Koordinasi (RaKor) Penambahan Areal Tanam Padi (PAT) melalui program pompanisasi dan Optimasi lahan Rawa. Rakor ini dilakukan dalam rangka mengatasi krisis pangan akibat dampak kekeringan yang sekarang melulai dirasakan. Menteri Pertanian RI (Andi Amran Sulaiman) membuka secara resmi rakor yang diikuti oleh pejabat lingkup Eselon I, II, III, perwakilan TNI, penyuluh dan mahasiswa Polbangtan Badan SDM pertanian. Menteri pertanian dalam arahannya menekankan pentingnya upaya mengatasi krisis pangan akibat menurunnya produksi pangan pada tahun ini melalui percepatan pemasangan pompa di daerah-daerah yang membutuhkan. "Dimana ada air disitu dipompa. Ini sudah saatnya kita bergerak mengantisipasi krisis pangan," ungkap Mentan Andi Amran Sulaiman.
Menteri pertanian juga menegaskan bahwa program pompanisasi merupakan bagian penting dari upaya pemerintah untuk mengatasi kekeringan dan menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, dia meminta jajaran Kementerian Pertanian untuk bekerja tanpa henti dan turun langsung ke lapangan. "Sekali lagi Bapak/Ibu singsingkan lengan kita, saatnya kita siaga penuh karena di depan ada di titik yang sangat kritis, yaitu kekeringan”.
Seperti diketahui sesuai Kepmentan 256 tahun 2024 mengenai target antisipasi darurat pangan Provinsi Bengkulu hanya mendapat dua program utama, yaitu pompanisasi dan padi gogo, untuk lahan rawa provinsi Bengkulu potensinya tidak ada. Bengkulu memiliki target luasan PAT melalui program pompanisasi di lahan sawah tadah hujan seluas 8.407 ha dan target padi gogo seluas 7,435 ha.
Dari Rakor yang diselenggarakan dengan melibatkan generasi muda mahasiswa polbangtan seluruh Indonesia juga dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian target pemasangan pompa dan penambahan Areal Tanam Padi (PAT) sehingga produksi pangan kita di Musim Tanam (MT II) ini terjaga dan ketersediannya memadai.